Senin, 28 Desember 2009

Dan Hidup adalah Perjalanan menuju Ilahi

Oleh : Abu Hanifah H

 

 

Di dalam banyak ayat, Al Qur'an menggambarkan hidup ini sebagai sebuah perjalanan, yang tiada akhir dari perjalanan itu selain kembali kepada Allah SWT. Dengan sangat logis manusia diumpamakan sebagai musafir dan dunia ini adalah tempat persinggahan yang hanya sementara. Tujuan akhir dari perjalanan panjang ini adalah bertemu dengan Allah SWT. Allah SWT menegaskan bahwa '... Sebagaimana Dia telah menciptakan kamu pada permulaan (demikian pulalah) kamu akan kembali kepadaNya' (QS. Al A'raf [7]:29). Inilah perjalanan yang dimulai dari penciptaan oleh Allah dan berakhir pada titik pertemuan dengan Allah..

 

.Setiap kita Insya Allah pernah melakukan perjalanan, baik perjalanan dengan jarak dekat maupun perjalanan jarak jauh. Hal penting di dalam persiapan perjalanan adalah keberadaan bekal. Semakin jauh jarak yang ditempuh, maka bekal yang harus dipersiapkan pun mestinya semakin banyak. Tidak terkecuali dengan perjalanan kita ini, perjalanan hidup yang titik akhirnya adalah pertemuan dengan Allah.

 

Disadari atau tidak, dengan pengetahuan mengenai konsep hidup sebagai perjalanan ini, banyak orang berusaha mengumpulkan bekal sebanyak-banyaknya. Orang yang beranggapan bahwa akhir kehidupan juga membutuhkan materi cenderung akan berusaha mengumpulkan bekal berupa materi sebanyak-banyaknya. Sementara orang lain ada yang beranggapan bahwa bekal untuk mencapai tujuan perjalanan ini adalah hubungan baik, koneksi. Atas kesadaran seperti ini, mereka berlomba-lomba membangun hubungan yang diyakininya dapat mempermudah perjalanan hidupnya. Demikian juga ada yang beranggapan bahwa bekal yang paling pantas dalam perjalanan ini adalah nama besar. Untuk orang-orang seperti ini, mereka akan selalu berusaha memperbesar nama yang disandangnya.

 

Akan tetapi, semua bekal-bekal di atas belumlah dianggap sebagai bekal yang sesungguhnya untuk perjalanan menuju Allah. Allah SWT menegaskan bahwa justru sebaik-baik bekal adalah takwa.

 

Sekarang mari kita coba renungkan sejenak. Bayangkan bahwa kita akan menempuh perjalanan yang belum pernah kita lalui sebelumnya. Selain melewati rute yang tidak kita kenal, lama waktu tempuhnya pun tidak ada gambaran dalam pikiran kita, entah sampai dalam satu hari, satu pekan, satu bulan, satu tahun atau sepuluh tahun kita tidak tahu. Bahaya apa yang bakal kita hadapi pun belum ada terlintas dalam benak kita. Benar-benar perjalanan yang akan kita lakukan ini adalah perjalanan dalam kesendirian.

 

Ada memang orang-orang yang akan menemani dalam perjalanan ini, yaitu orang-orang yang kita cintai. Tetapi pertemanan yang diberikan oleh orang-orang itu kita tahu hanyalah bersifat sementara. Mereka bahkan hanya akan mengantar kita sampai depan pintu gerbang, fase perjalanan berikutnya yaitu sampai di depan pintu kubur saja. Sedang sisa perjalanan berikutnya akan kita tempuh dalam kesendirian. Karena itu, kita bagaimana pun harus mempersiapkan bekal untuk perjalanan ini. Sendiri dan sendiri.

 

Khusus untuk fase perjalanan di alam kubur, Rasulullah SAW pernah memberikan keterangan bahwa sebenarnya perjalanan ini akan bertemankan amal-amal selama kita singgah di dunia ini. Amal keburukan akan menjelma menjadi teman berburuk muka berbau busuk. Sedangkan amal kebajikan, atau dalam istilah Al Qur'an, takwa kita akan menjelma menjadi kawan dengan penampilan yang rupawan dan tutur kata yang sopan. Alangkah bahagianya selama dalam perjalanan bertemankan orang yang menyenangkan. Untuk orang-orang yang memiliki banyak bekal kebajikan, perjalanannya adalah perjalanan yang menyenangkan bahkan kematiannya pun laksana tidurnya pengantin baru.

 

Sekali lagi, dalam perjalanan hidup ini, perjalanan kembali kepada Allah ini sebaik-baik bekal adalah takwa. Jadi mari kita perbanyak bekal kita dengan meningkatkan ketakwaan kita. Tiada lain pilihan yang dapat kita ambil selain bertakwa. Karena kalau tidak, kita harus berangkat memulai perjalanan bertangan kosong tanpa bekal.

 

Hai jiwa-jiwa yang tenang. Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang puas lagi diridhoi-Nya. Maka masuklah ke dalam jama'ah hamba-hamba-Ku, dan masuklah ke dalam surga-Ku. (QS. Al Fajr [89]: 27-30)

 

 

Berbuat baiklah sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu.

 

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar