Senin, 28 Desember 2009

Empat Pertanyaan di Padang Masyhar

Setiap muslim wajib mengimani Hari Akhir atau Hari Kiamat. Bahkan hal itu merupakan rukun iman yang kelima. Di dalam hadist-hadist shahih diterangkan bahwa setelah dunia ini hancur, manusia yang di dalam kubur dibangkitkan dan semua akan dikumpulkan oleh Allah di Padang Mahsyar. Siapkah kita menghadapi peristiwa tersebut ? Apa saja yang akan terjadi pada saat itu?

 

Pada saat itu manusia akan dimintai pertanggung jawaban oleh Allah Ta'ala tentang segala macam yang telah dilakukan selama hidup di dunia ini. Pada hari itu tidak berguna harta, anak, tidak bermanfaat apa yang dibanggakan selama di dunia ini. Pada hari itu hanya ada penguasa tunggal yaitu Allah Subhanahu wa Ta'ala yang telah memberikan berbagai macam nikmat kepada manusia, kemudian Dia menyuruh menggunakan nikmat tersebut sebaik-baiknya dalam rangka mengabdi kepadaNya.

 

Karena Allah yang telah mengkaruniakan nikmat-nikmat itu kepada manusia, maka sangat wajar apabila Ia menanyakan kepada manusia untuk apa nikmat-nikmat itu digunakan.

 

Dalam sebuah haditsnya Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam bersabda : "Tidaklah bergeser kedua kaki seorang hamba (menuju batas shiratul mustaqim) sehingga ia ditanya tentang umurnya, untuk apa ia habiskan, ilmunya untuk apa ia amalkan, hartanya dari mana ia peroleh dan kemana ia habiskan dan badannya untuk apa ia gunakan".(Hadist Shahih Riwayat At Tirmidzi dan Ad Darimi)

 

1. Umur

 

Umur adalah sesuatu yang tidak pernah lepas dari manusia. Bila kita berbicara tentang umur, maka berarti kita berbicara tentang waktu. Allah dalam Al-Qur'an telah bersumpah dengan waktu : "Demi masa" maksudnya agar manusia lebih memperhatikan waktu. Waktu yang diberikan Allah adalah 24 jam dalam sehari-semalam. Untuk apa kita gunakan waktu itu ? Apakah waktu itu untuk beribadah atau untuk yang lain, yang sia-sia ?

 

Di antara sebab-sebab kemunduran umat Islam ialah bahwa mereka tidak pandai menggunakan waktu untuk hal-hal yang bermanfaat, sebagian besar waktunya untuk bergurau, bercanda, ngobrol tentang hal-hal yang tidak bermanfaat bahkan terkadang membawa kepada perdebatan yang tidak berarti dan pertikaian. Sementara orang-orang kafir menggunakan waktu dengan sebaik-baiknya, sehingga mereka maju dalam berbagai bidang kehidupan dan menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi.

 

Keadaan umat Islam saat ini sangat memprihatinkan. Ada diantara mereka yang tidak mengerti ajaran agamanya dan ada yang tidak mengerti pengetahuan umum. Bahkan ada diantara mereka yang buta huruf baca tulis Al-Qur'an. Bila kita mau meningkatkan iman dan amal, maka seharusnyalah kita bertanya kepada diri masing-masing. Sudah berapa umur kita hari ini dan apa yang sudah kita ketahui tentang Islam, apa pula yang sudah kita amalkan dari ajaran Islam ini? Janganlah kita termasuk orang yang merugi.

 

2.Ilmu

 

Yang membedakan antara muslim dan kafir adalah ilmu dan amal. Orang muslim berbeda amaliahnya dengan orang kafir dalam segala hal, dari mulai kebersihan, berpakaian, berumah tangga, bermuamalah dan lain-lain. Seorang muslim diperintahkan oleh Allah dan RasulNya agar menuntut ilmu. Allah berfirman : Apakah sama orang yang tahu (berilmu) dengan yang tidak berilmu ? (Q.S. Az Zumar: 9)

 

Ayat ini kendatipun berbentuk pertanyaan tetapi mengandung perintah untuk menuntut ilmu. Menuntut ilmu agama hukumnya wajib atas setiap individu muslim, misalkan tentang membersihkan najis, berwudhu yang benar cara shalat yang benar, dan hal-hal yang dilaksanakan setiap hari. Karena bila ia tidak tahu, maka amalannya akan tertolak, dan Allah akan bertanya kepadanya kenapa ia mengikuti apa yang tidak ia ketahui, seperti dalam firmanNya : "Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggung-jawabannya." (Q.S. Al Isra': 36)

 

Ilmu yang sudah dipelajari oleh umat Islam harus digunakan untuk kepentingan Islam. Ilmu yang sudah dituntut dan dipelajari wajib diamalkan menurut syari'at Islam. Ilmu tidak akan berarti apa-apa dalam hidup dan kehidupan manusia kecuali bila manusia mengamalkannya Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam bersabda : "Beramallah kamu (dengan ilmu yang ada) karena tiap-tiap orang dimudahkan menurut apa-apa yang Allah ciptakan atasnya." (H.R. Muslim)

 

3. Harta

 

Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam bersabda : "Bagi tiap-tiap umat itu fitnah dan sesungguhnya fitnah umatku adalah harta." (H.R. At Tirmidzi dan Hakim)

 

Harta pada hakikatnya adalah milik Allah. Harta adalah amanat Allah yang dilimpahkan kepada umat manusia agar dia mencari harta itu dengan halal, menggunakan harta itu pada tempat yang telah ditetapkan oleh syari'at Islam. Bila kita amati keadaan umat Islam saat ini, banyak kita dapati di antara mereka yang tidak lagi perduli dengan cara mengumpulkan hartanya apakah dari jalan yang halal atau dari jalan yang haram. Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam telah meramalkan hal ini dengan sabdanya : "Nanti akan datang satu masa, dimasa itu manusia tidak perduli dari mana harta itu ia peroleh, apakah dari yang halal ataukah dari yang haram." (H.R. Al Bukhari)

 

Setiap muslim harus hati-hati dalam mencari mata pencaharian hidupnya karena banyak manusia yang terdesak masalah ekonomi lalu ia menjadi kalut hingga tidak perduli lagi harta itu dari mana ia peroleh. Ada yang memperoleh harta dari usaha-usaha yang batil, misalnya hutang tidak dibayar, korupsi, riba, merampok, berjudi dan lain sebagainya. Orang yang mencari usaha dari yang haram akan mendapat siksa dari Allah, seperti disabdakan oleh Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam : "Barangsiapa yang dagingnya tumbuh dari barang yang haram, maka Neraka itu lebih patut baginya (sebagai tempat)." (H.R. Al Hakim)

 

Harta yang kita dapat dengan cara yang halal harus pula kita infaqkan pada jalan yang benar pula. Bila tadi disebutkan bahwa harta itu milik Allah, maka wajib pula kita gunakan harta itu untuk dalam rangka menegakkan kalimat Allah di muka bumi ini.

 

Di dalam Al-Qur'an ada delapan golongan yang berhak mendapat zakat, yaitu para fuqara (orang fakir), masakin (orang miskin), amil (pengurus) zakat, muallaf (orang yang baru masuk Islam), untuk membebaskan budak, orang-orang yang berhutang, untuk perjuangan jalan Allah dan orang yang sedang dalam perjalanan. Di masa-masa sekarang ini ada beberapa kelompok yang masuk prioritas utama yang berhak mendapat infaq dan shadaqah, yaitu golongan fuqara, masakin dan orang yang di jalan Allah.

 

Orang fakir adalah orang yang butuh, tetapi tidak mempunyai pekerjaan sedang hidupnya digunakan untuk membantu agama Islam . Jadi orang fakir yang dibantu adalah orang yang memang hidupnya untuk berjuang di jalan Allah bukan pemalas yang tidak mau berusaha dan tidak melaksanakan syariat Islam. Sedangkan orang miskin adalah orang yang berusaha tetapi usahanya hanya mencukupi kebutuhan minimalnya dalam keluarganya untuk makan sehari-hari.

 

4.Badan

 

Manusia merupakan makhluk yang paling sempurna yang diciptakan Allah di muka bumi ini. Dengan kesempurnaan susunan tubuh serta akal fikiran yang diberikan Allah, manusia dijadikan sebagai khalifah di bumi, manusia dibebani taklif agar dapat melaksanakan fungsinya dengan baik. Jasmani manusia ini dituntut bekerja untuk melaksanakan fungsi khilafah dalam rangka mengabdi kepada Allah. Letihnya manusia dalam melaksanakan ibadah kepada Allah akan diganjar dengan pahala. Tetapi bila letihnya dalam rangka bermain-main, mengerjakan maksiat, perbuatan sia-sia, beribadah dengan yang tidak dicontohkan oleh Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam, maka sia-sialah letihnya itu bahkan ada yang akan diganjar dengan api Neraka, karena mereka termasuk orang-orang yang celaka, sebagaimana sabda Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam : "Tiap-tiap amal (pekerjaan) ada masa-masa semangat, dan tiap-tiap masa semangat ada masa lelahnya maka barangsiapa lelah letihnya karena melaksanakan sunnahku, maka ia telah mendapatkan petunjuk, dan barangsiapa letihnya bukan karena melaksanakan sunnahku, maka dia termasuk orang yang binasa." (H.R. Al Hakim dan Al Baihaqi)

***

Demikianlah, pada hari mahsyar masing-masing manusia akan diminta pertanggung jawaban atas segala perbuatan yang telah dikerjakannya selama hidupnya di dunia. Sudah siapkah kita menjawab pertanyaan-pertanyaan yang akan ditanyakan kepada kita pada saat itu? Kalau belum, kapan lagi kita mempersiapkan diri kalau tidak sekarang?

 

Segala puji bagi Allah, Penguasa sekalian alam, semoga shalawat dan salam tetap tercurahkan atas Nabi kita Muhammad, keluarganya dan para Shahabatnya.

 

 

 

Read More...... Read More..

Dalam Sakit Ada Cinta

Kebanyakan orang menganggap sakit itu sebagai musibah. Pun halnya dengan saya. tetapi ternyata dalam sakit saya, saya menemukan keindahan cinta yang tak terlupakan.

Awal tahun 2000, ketika saya masih duduk di semester dua di sebuah Perguruan Tinggi, untuk pertama kalinya Allah memberi saya musibah sakit yang cukup serius. Karena sebelumnya, Alhamdulillah saya tidak pernah sakit kecuali sakit ringan. Dan tentu saja sakit yang dirasakan ini lebih berat dari sebelumnya.

Sakit tersebut berawal dari suhu badan yang tinggi, jantung yang sakit dan berdebar-debar serta kepala yang sakit serasa ditusuk-tusuk. Yang tidak lebih menyenangkan, selera makan hilang, padahal perut sangat lapar. Beberapa hari tidak bisa masuk kuliah sampai akhirnya saya memutuskan untuk pulang mudik ke kampung halaman.

Menjelang maghrib saya baru tiba di kampung halaman. Masya Allah, ayah dan ibu sangat panik melihat keadaan putri bungsunya. Setelah Shalat Magrib ayah membawa saya ke dokter. Hasilnya saya migrain dan tekanan darah rendah. "Harus banyak istirahat!" kata dokter.

Saya berbaring di tempat tidur. Ayah dan Ibu melayani kebutuhan saya. Dari mulai makan, minum, dan memapah ke kamar mandi. Malam itu saya tahu, mereka tidak bisa tidur, duduk lesu di kursi yang sengaja mereka bawa ke kamar saya.

Alhamdulillah, pagi harinya saya merasa cukup tenang. Tetapi ketika sore hari, suhu badan saya naik lagi. Setelah diperiksa ulang, Dokter mengatakan, Gejala Thypus dan Maag-ku kambuh lagi. Tidak boleh makan mie dan minum susu. Masya Allah, padahal itulah yang kumakan dan kuminum selama sakit ini. dengan sedih ibu meminta maaf padaku, padahal akulah yang meminta makanan seperti itu. Akhirnya, nasi tim, telur rebus dan buah-buahan, adalah makananku selanjutnya. Dan kulihat, betapa repotnya ibu menyediakan itu semua. Masih banyak hal lagi yang harus mereka lakukan. Dan yang pasti tidak sedikit uang yang mereka keluarkan.

Sepuluh hari sakit, cukup membuatku sadar. Kulihat dan kurasakan, kesungguhan ayah dan ibu merawatku demi kesembuhan putrinya. Mereka menyemangatiku untuk selalu sabar menerima cobaan dari Allah. Subhanallah, kesabaran ibu pun membujukku agar mau makan, kehati-hatian bapak memapahku ke kamar mandi, kerelaan mereka menungguiku sepanjang malam kala aku tidur, juga keikhlasan doa-doa mereka disetiap tahajudnya demi kesembuhanku. Masih kuingat air mata mereka jatuh saat suatu malam migrainku kambuh. Aku menjerit-jerit karena sakit kepala yang tak tertahankan. Ibu memelukku dengan erat, dan dari bibirnya meluncur kata-kata lembut menyabarkanku. Sampai akhirnya akupun tertidur. Kala aku terjaga dari tidurku tengah malam, dalam kelelahan kulihat mereka berjamaah shalat tahajud. Dan yang membuatku terenyuh, mereka berdoa sambil menangis memohon kepada Allah demi kesembuhanku. Tak terasa air mataku pun mengalir dengan derasnya. Ada isak yang tertahan. Robb, aku sadar kini, betapa besar dan tulus kasih sayang dan cinta mereka kepadaku, dan betapa besar pengorbanan mereka untukku. Dan dari letih dan lelah wajah mereka, kutangkap sinar cinta yang tiada batas. Padahal, selama ini aku selalu menyusahkan mereka, membuat mereka marah dan kesal.

Ya Allah terimakasih!! Telah kau tunjukkan semuanya padaku. Kumohon, bahagiakan mereka di dunia dan akhirat kelak. Aku ingin mereka tersenyum di surga-Mu kelak. Jangan pernah sedikit pun kedzoliman menimpa mereka.

Teriring salam dan cinta buat ayah dan bunda, pahlawanku. Maaf dan doa ayah dan bunda adalah mutiara bagi ananda.

 

 

 

Read More...... Read More..

Belajar Dari Filosofi Semut

Oleh: Tjetjep Joesoef Pramana Soekmaprana Hadiredja

 

 

 

Sudah sekian tahun saya mengajarkan pada diri saya sendiri tentang konsep sederhana namun sangat hebat, yaitu Filosofi Semut. Semut mempunyai empat filosofi yang luar biasa untuk di telaah. Yaitu:

 

 

Pertama, semut tidak pernah menyerah. Bila anda menghalang-halangi dan berusaha menghentikan langkah mereka, mereka selalu akan mencari jalan lain. Mereka akan memanjat ke atas, menerobos ke bawah atau mengelilinginya. Mereka terus mencari jalan keluar. Tidak sekali-kali menyerah untuk menemukan jalan menuju tujuannya.

 

Kedua, semut menganggap semua musim panas sebagai musim dingin. Ini adalah cara pandang yang penting. Semut-semut mengumpulkan makanan musim dingin mereka di pertengahan musim panas.

 

Sebuah kisah kuno mengajarkan, "Jangan mendirikan rumahmu di atas pasir di musim panas."

 

 

Ketiga, semut menganggap semua musim dingin sebagai musim panas. Ini juga penting. Selama musim dingin, semut mengingatkan dirinya sendiri, "Musim dingin takkan berlangsung selamanya. Segera kita akan melalui masa sulit ini." Maka ketika hari pertama musim semi tiba, semut-semut keluar dari sarangnya. Dan bila cuaca kembali dingin, mereka masuk lagi ke dalam liangnya. Lalu, ketika hari pertama musim panas tiba, mereka segera keluar dari sarangnya. Mereka tak dapat menunggu untuk keluar dari sarang mereka.

 

Terakhir, ke empat, seberapa banyak semut akan mengumpulkan makanan mereka di musim panas untuk persiapan musim dingin mereka? Semampu mereka! Filosofi yang luar biasa, filosofi "semampu mereka".

 

 

Ikhwah Fillah…

 

Marilah ‘semampu kita’ untuk bekerja mensukseskan agenda-agenda dakwah kita, dimanapun kita berada dan sebisa apapun kita mencoba dan berusahan

 

 

 

  _____  

 

Read More...... Read More..

Aku Ingin Kembali

 

Hari berjalan, bulan bergeser, tahun berganti. Berapa malam yang telah kita lalui, berapa siang yang telah kita jalani. Waktu berlalu tak pernah kembali. Berapa prasasti dosa yang telah kita bangun dalam hidup ini. Berapa banyak pula nikmat yang telah diingkari dalam perjalanan di dunia ini.

Cermin hati telah penuh karat dosa yang telah dihembuskan hawa nafsu. Mata memandang yang haram, kaki berjalan tak tentu arah dan hati sibuk dengan melambungkan segala angan dan khayalan tinggi. Tapi kita hanya tertawa, terbahak, bahkan tertidur dengan bahagia. Air mata berhenti mengalir seiring dengan membatunya noda-noda di dada. Tapi , masih saja syari'at ini kita langgar dengan senyuman di bibir. Hati ini makin berat dan diri ini makin tersiksa. Namun, apalah daya… diri ini sering hanya bisa berkata… "Aku ingin kembali…"

 

"Dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung." (An-Nur:31)

 

"Dan sesungguhnya Aku Maha Pengampun bagi orang-orang yang bertaubat, beriman, dan beramal shalih kemudian tetap di jalan yang benar." (Thoha:82)

 

Tulisan ini merupakan bagian pertama dari pembahasan taubat yang Insya Allah akan dilanjutkan mengenai tata cara taubat dan penghalangnya. Sebelumnya, kami akan menukilkan sebuah syair dalam bagian pertama ini, diambil dari kitab "Kaifa Atuub" teruntuk Saudariku yang berkeinginan kembali kepada Allah Rabbul Izzati…

 

Jika kamu memiliki cita

Nyanyian kerinduan telah menarikmu

Maka perpendeklah jarak tempuh

Kepada pemanggil cinta dan kerinduan mereka tatkala berseru

Katakanlah : "Aku penuhi panggilanmu!" seribu kali jumlahnya

Jangan perhatikan puing-puing yang menghalangi mereka

Sebab jika kamu perhatikan,

Puing-puing itu kembali menjadi penghalang

Jangan menunggu untuk pergi

Kesertaan orang yang bermalas-malasan

Tinggalkan saja

Sebab kerinduan cukuplah mengantarkanmu

Ambillah dari mereka perbekalan

Dan berjalanlah pada jalan hidayah dan kebutuhan

Maka kamu akan sampai

Hilanglah darimu segala duka cita

Jika letih tulang kakimu

Maka peringatan itu mengembalikan semangatmu

Jika kamu takut keletihan

Maka katakan padanya

Di depanmu terdapat mata air

Carilah mata air itu

Ambillah berkas cahaya mereka

Kemudian berjalanlah dengannya

Maka cahaya mereka pasti menerangimu

Marilah bersegera menuju surga 'Adn berdekatan dengan mereka

Persinggahan-persinggahanmu pertama padanya kamu singgah

Tetapi orang-orang yang menyimpan permusuhan menahanmu

Oleh karena itu kamu berdiri

Di atas puing-puing menangisi persinggahan-persinggahan

Biarkanlah itu menjadi puing-puing

Sebab itu bukan tempat pemberhentian

Lampauilah dia

Karena dia bukan persinggahan-persinggahan

Katakanlah wahai jiwa, bersabarlah sesaat

Saat perjumpaan nanti kepenatan itu akan hilang

Tidaklah dunia ini kecuali sesaat saja

Kemudian lenyap dan orang yang dulunya bersedih menjadi gembira

 

Mengapa kita Harus Bertaubat?

 

Saat kita sadar bahwa kita harus kembali maka hendaknya kita tanyakan pada diri ini… Kenapa kita harus kembali pada-Nya… karena semua orang mencemooh kita, atau karena teman-teman sudah pergi meninggalkan kita akibat dosa dan maksiat kita, atau mungkin karena orang yang kita cintai menyuruh kita kembali, atau karena sebab yang lain?

Ya Ukhti, kita ini adalah milik-Nya. Kalau kita kembali pada-Nya pun haruslah karena-Nya. Karena hanya Dialah yang bisa menyelamatkan diri ini dari neraka-Nya. Mari luruskan niat benahi motivasi untuk kembali. Lantas, apa pula motivasi yang tepat untuk bertaubat kembali kepada Sang Rabbul Izzati?

 

1. Agar dengan taubat itu kita bisa kembali kepada jalan yang lurus, menjalani hidup ini semata hanya untuk beribadah pada-Nya. "Dan tidaklah Aku ciptakan jin dan manusia kecuali supaya mereka menyembah-Ku."

(QS. Adz-Dzariyat :56) Mari kembali pada tujuan penciptaan kita semula hanya untuk menyembah-Nya

 

2. Untuk mentaati perintah Allah. "Hai orang-orang yang beriman bertaubatlah kepada Allah dengan taubat yang semurni-murninya." (QS. At-tahrim: 8) Oleh karena itu, marilah kembali mentaatinya bukan hanya karena mentaati orang yang menyuruh kita untuk kembali

 

3. Menyingkir dari kezhaliman menuju keberuntungan. "Barangsiapa yang tidak bertaubat maka mereka itu adalah orang-orang yang zhalim." (QS. Al-Hujurat:11) "Ketahuilah, Saudariku fillah, bahwa seluruh kezhaliman itu bermuara pada berpalingnya kita dari taubat, dalam perjalanan kita di mana kita menyalahi Rabb kita, dan kita masih meneruskan perbuatan yang dulu mengikuti hawa nafsu kita… Padahal itu berarti kebinasaan yang berarti pula kita telah menzhalimi diri kita sendiri.

 

4. Untuk meraih kebahagiaan. Jika ada yang mengatakan memakan kotoran itu lebih lezat daripada manisan tentunya orang itu sedang sakit pikiran. Nah, begitu juga jika ada yang mengatakan bahagia dalam kemaksiatan. Tentunya ia telah sakit hatinya.

Wahai Ukhti, maksiat itu membuat sakit…menyiksa…bahkan mendera jiwa…

Oleh karena itu, mengapa kita harus menyiksa diri dengan terus menerus bergumul dalam maksiat…kenapa kita tidak memilih menjadi hamba yang bahagia, hamba yang dicintai Rabb-Nya. Karena sesungguhnya Allah cinta dan gembira dengan taubat hamba-hamba-Nya melebihi gembiranya seorang laki-laki yang telah putus asa kehilangan kendaraan dan perbekalannya tapi kemudian muncul tiba-tiba dihadapannya kendaraan dan perbekalan miliknya (baca kisahnya di Riyadhu Shalihin)

 

5. Menyingkir dari azab Allah. "Maka segeralah kembali kepada Allah" (QS. Adz-Dzariyat:50)

Dengan taubat berarti kita bersegera menuju Allah, meninggalkan hawa nafsu, meninggalkan hawa nafsu, meninggalkan setan, meninggalkan syahwat dan maksiat. Jika Dia melihat ada kebaikan untuk memberikan semua itu kepadamu, Dia akan memberikannya. Dan jika Dia melihat kebaikan untuk menghalanginya darimu maka Dia akan menghalanginya. Semoga kita termasuk golongan orang-orang yang Allah kehendaki atas kita kebaikan.

 

 

 

Read More...... Read More..

Dan Hidup adalah Perjalanan menuju Ilahi

Oleh : Abu Hanifah H

 

 

Di dalam banyak ayat, Al Qur'an menggambarkan hidup ini sebagai sebuah perjalanan, yang tiada akhir dari perjalanan itu selain kembali kepada Allah SWT. Dengan sangat logis manusia diumpamakan sebagai musafir dan dunia ini adalah tempat persinggahan yang hanya sementara. Tujuan akhir dari perjalanan panjang ini adalah bertemu dengan Allah SWT. Allah SWT menegaskan bahwa '... Sebagaimana Dia telah menciptakan kamu pada permulaan (demikian pulalah) kamu akan kembali kepadaNya' (QS. Al A'raf [7]:29). Inilah perjalanan yang dimulai dari penciptaan oleh Allah dan berakhir pada titik pertemuan dengan Allah..

 

.Setiap kita Insya Allah pernah melakukan perjalanan, baik perjalanan dengan jarak dekat maupun perjalanan jarak jauh. Hal penting di dalam persiapan perjalanan adalah keberadaan bekal. Semakin jauh jarak yang ditempuh, maka bekal yang harus dipersiapkan pun mestinya semakin banyak. Tidak terkecuali dengan perjalanan kita ini, perjalanan hidup yang titik akhirnya adalah pertemuan dengan Allah.

 

Disadari atau tidak, dengan pengetahuan mengenai konsep hidup sebagai perjalanan ini, banyak orang berusaha mengumpulkan bekal sebanyak-banyaknya. Orang yang beranggapan bahwa akhir kehidupan juga membutuhkan materi cenderung akan berusaha mengumpulkan bekal berupa materi sebanyak-banyaknya. Sementara orang lain ada yang beranggapan bahwa bekal untuk mencapai tujuan perjalanan ini adalah hubungan baik, koneksi. Atas kesadaran seperti ini, mereka berlomba-lomba membangun hubungan yang diyakininya dapat mempermudah perjalanan hidupnya. Demikian juga ada yang beranggapan bahwa bekal yang paling pantas dalam perjalanan ini adalah nama besar. Untuk orang-orang seperti ini, mereka akan selalu berusaha memperbesar nama yang disandangnya.

 

Akan tetapi, semua bekal-bekal di atas belumlah dianggap sebagai bekal yang sesungguhnya untuk perjalanan menuju Allah. Allah SWT menegaskan bahwa justru sebaik-baik bekal adalah takwa.

 

Sekarang mari kita coba renungkan sejenak. Bayangkan bahwa kita akan menempuh perjalanan yang belum pernah kita lalui sebelumnya. Selain melewati rute yang tidak kita kenal, lama waktu tempuhnya pun tidak ada gambaran dalam pikiran kita, entah sampai dalam satu hari, satu pekan, satu bulan, satu tahun atau sepuluh tahun kita tidak tahu. Bahaya apa yang bakal kita hadapi pun belum ada terlintas dalam benak kita. Benar-benar perjalanan yang akan kita lakukan ini adalah perjalanan dalam kesendirian.

 

Ada memang orang-orang yang akan menemani dalam perjalanan ini, yaitu orang-orang yang kita cintai. Tetapi pertemanan yang diberikan oleh orang-orang itu kita tahu hanyalah bersifat sementara. Mereka bahkan hanya akan mengantar kita sampai depan pintu gerbang, fase perjalanan berikutnya yaitu sampai di depan pintu kubur saja. Sedang sisa perjalanan berikutnya akan kita tempuh dalam kesendirian. Karena itu, kita bagaimana pun harus mempersiapkan bekal untuk perjalanan ini. Sendiri dan sendiri.

 

Khusus untuk fase perjalanan di alam kubur, Rasulullah SAW pernah memberikan keterangan bahwa sebenarnya perjalanan ini akan bertemankan amal-amal selama kita singgah di dunia ini. Amal keburukan akan menjelma menjadi teman berburuk muka berbau busuk. Sedangkan amal kebajikan, atau dalam istilah Al Qur'an, takwa kita akan menjelma menjadi kawan dengan penampilan yang rupawan dan tutur kata yang sopan. Alangkah bahagianya selama dalam perjalanan bertemankan orang yang menyenangkan. Untuk orang-orang yang memiliki banyak bekal kebajikan, perjalanannya adalah perjalanan yang menyenangkan bahkan kematiannya pun laksana tidurnya pengantin baru.

 

Sekali lagi, dalam perjalanan hidup ini, perjalanan kembali kepada Allah ini sebaik-baik bekal adalah takwa. Jadi mari kita perbanyak bekal kita dengan meningkatkan ketakwaan kita. Tiada lain pilihan yang dapat kita ambil selain bertakwa. Karena kalau tidak, kita harus berangkat memulai perjalanan bertangan kosong tanpa bekal.

 

Hai jiwa-jiwa yang tenang. Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang puas lagi diridhoi-Nya. Maka masuklah ke dalam jama'ah hamba-hamba-Ku, dan masuklah ke dalam surga-Ku. (QS. Al Fajr [89]: 27-30)

 

 

Berbuat baiklah sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu.

 

 

Read More...... Read More..

Jumat, 18 Desember 2009

Renungkan Teka - Teki ini :

Suatu hari, Imam Al-Ghazali berkumpul dengan murid-muridnya lalu beliau bertanya (Teka Teki ) :

Imam Ghazali = " Apakah yang paling dekat dengan diri kita di dunia ini ?
Murid 1 = " Orang tua "
Murid 2 = " Guru "
Murid 3 = " Teman "
Murid 4 = " Kaum kerabat "
Imam Ghazali = " Semua jawapan itu benar. Tetapi yang paling dekat dengan kita ialah MATI. Sebab itu janji Allah bahwa setiap yang bernyawa pasti akan mati ( Surah Ali-Imran :185).

Imam Ghazali = " Apa yang paling jauh dari kita di dunia ini ?"
Murid 1 = " Negeri Cina "
Murid 2 = " Bulan "
Murid 3 = " Matahari "
Murid 4 = " Bintang-bintang "
Iman Ghazali = " Semua jawaban itu benar. Tetapi yang paling benar adalah MASA LALU. Bagaimanapun kita, apapun kenderaan kita, tetap kita tidak akan dapat kembali ke masa yang lalu. Oleh sebab itu kita harus menjaga hari ini, hari esok dan hari-hari yang akan datang dengan perbuatan yang sesuai dengan ajaran Agama".

Iman Ghazali = " Apa yang paling besar didunia ini ?"
Murid 1 = " Gunung "
Murid 2 = " Matahari "
Murid 3 = " Bumi "
Imam Ghazali = " Semua jawaban itu benar, tapi yang besar sekali adalah HAWA NAFSU (Surah Al A'raf: 179) Maka kita harus hati-hati dengan nafsu kita, jangan sampai nafsu kita membawa ke neraka."

IMAM GHAZALI" Apa yang paling berat didunia? "
Murid 1 = " Baja "
Murid 2 = " Besi "
Murid 3 = " Gajah "
Imam Ghazali = " Semua itu benar, tapi yang paling berat adalah MEMEGANG AMANAH (Surah Al-Azab : 72 ). Tumbuh-tumbuhan, binatang, gunung, dan malaikat semua tidak mampu ketika Allah SWT meminta mereka menjadi khalifah pemimpin) di dunia ini. Tetapi manusia dengan sombongnya berebut-rebut menyanggupi permintaan Allah SWT sehingga banyak manusia masuk ke neraka karena gagal memegang amanah."

Imam Ghazali = " Apa yang paling ringan di dunia ini ?"
Murid 1 = " Kapas"
Murid 2 = " Angin "
Murid 3 = " Debu "
Murid 4 = " Daun-daun"
Imam Ghazali = " Semua jawaban kamu itu benar, tapi yang paling ringan sekali didunia ini adalah MENINGGALKAN SOLAT. Gara-gara pekerjaan kita atau urusan dunia, kita tinggalkan solat "

Imam Ghazali = " Apa yang paling tajam sekali di dunia ini? "
Murid- Murid dengan serentak menjawab = " Pedang "
Imam Ghazali = " Itu benar, tapi yang paling tajam sekali didunia ini adalah LIDAH MANUSIA. Karena melalui lidah, manusia dengan mudahnya menyakiti hati dan melukai perasaan saudaranya sendiri "

"sampaikanlah walau satu ayat".. Read More...... Read More..

Rabu, 02 Desember 2009

Cara Mendidik Anak (KH. Zaenudin MZ) Read More...... Read More..
Agar buah hati menjadi penyejuk hati Read More...... Read More..

Sabtu, 28 November 2009

Katakan saja “Saya tidak tahu”

Di antara prinsip Syeikh Ibnu Baz adalah tidak malu untuk mengatakan, “Saya tidak tahu”. Ini adalah prinsip yang diajarkan oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam.

عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ جُبَيْرِ بْنِ مُطْعِمٍ عَنْ أَبِيهِ َنَّ رَجُلاً أَتَى النَّبِىَّ -صلى الله عليه وسلم- فَقَالَ يَا رَسُولَ اللَّهِ أَىُّ الْبُلْدَانِ شَرٌّ قَالَ فَقَالَ « لاَ أَدْرِى ». فَلَمَّا أَتَاهُ جِبْرِيلُ عَلَيْهِ السَّلاَمُ قَالَ « يَا جِبْرِيلُ أَىُّ الْبُلْدَانِ شَرٌّ ». قَالَ لاَ أَدْرِى حَتَّى أَسْأَلَ رَبِّى عَزَّ وَجَلَّ. فَانْطَلَقَ جِبْرِيلُ عَلَيْهِ السَّلاَمُ ثُمَّ مَكَثَ مَا شَاءَ اللَّهُ أَنْ يَمْكُثَ ثُمَّ جَاءَ فَقَالَ يَا مُحَمَّدُ إِنَّكَ سَأَلْتَنِى أَىُّ الْبُلْدَانِ شَرٌّ فَقُلْتُ لاَ أَدْرِى وَإِنِّى سَأَلْتُ رَبِّى عَزَّ وَجَلَّ أَىُّ الْبُلْدَانِ شَرٌّ فَقَالَ َسْوَاقُهَا.

Dari Muhammad bin Jubair bin Muth’im dari ayahnya, sesungguhnya ada seorang yang menemui Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam lalu berkata, “Wahai rasulullah tempat apakah yang paling buruk?”. Jawaban Rasul, “Aku tidak tahu”. Ketika Jibril datang menjumpai Nabi, beliau bertanya kepada Jibril, “Wahai Jibril, tempat apakah yang paling buruk?”. Jibril berkata, “Aku tidak tahu. Kutanyakan dulu kepada Rabbku azza wa jalla”. Jibril lantas pergi. Setelah beberapa waktu lamanya, Jibril datang dan berkata, “Wahai Muhammad, engkau pernah bertanya kepadaku tentang tempat yang paling buruk lalu jawabku adalah aku tidak tahu. Hal itu telah kutanyakan kepada tuhanku azza wa jalla, ‘Tempat apakah yang paling buruk?’. FirmanNya, “Pasar”. (HR Ahmad no 16790, namun Syeikh Syu’aib al Arnauth mengatakan, ‘Sanadnya lemah’).

عن ابن عمر أن رجلا سأل النبي صلى الله عليه و سلم : أي البقاع شر ؟ قال : ( لا أدري حتى أسأل جبريل ) فسأل جبريل فقال : لا أدري حتى أسأل ميكائيل فجاء فقال : ( خير البقاع المساجد وشرها الأسواق )

قال شعيب الأرنؤوط : حديث حسن

Dari Ibnu Umar, ada seorang yang bertanya kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Tempat apakah yang paling buruk?”. Jawaban Nabi, “Aku tidak tahu. Kutanyakan dulu kepada Jibril”. Setelah ditanyakan kepada Jibril, Jibril mengatakan, “Aku juga tidak tahu. Kutanyakan dulu kepada Mikail”. Pada akhirnya, Jibri datang dan mengatakan, “Tempat yang paling baik adalah masjid. Sedangkan tempat yang paling buruk adalah pasar”. (HR Ibnu Hibban no 1599. Syeikh Syuaib al Arnauth mengatakan, “Hadits hasan”).

Perkataan seorang ulama, “Aku tidak tahu” akan meningkatkan kedudukannya dan menyebabkan Allah membukakan untuknya ilmu yang tiada disangka-sangka karena dia telah menyerahkan ilmu hal yang ditanyakan kepada yang mengetahuinya. Syeikh Ibnu Baz adalah seorang yang sangat luas ilmu dan telaahnya meski demikian beliau tidak berani komentar dalam masalah yang beliau tidak tahu.
Suatu ketika beliau ditanya tentang seorang yang dalam shalat membaca ayat hutang yang merupakan ayat terpanjang dalam alQur’an. Ayat tersebut dibagi untuk dua rakaat. Ketika Syeikh Ibnu Baz ditanya tentang hukum hal ini pada awalnya beliau tidak memberikan jawaban. Beliau mengatakan, “Baru pertama kali ini saya mendapatkan pertanyaan tentang hal ini”. Kemudian beliau berkata, “Jika hal tersebut dia lakukan maka tidak mengapa akan tetapi yang lebih baik jika satu ayat tersebut dibaca untuk satu rakaat”.
Meski beliau banyak membahas berbagai permasalahan dan pertanyaan yang diajukan kepada beliau. Dengan sahaja dan didengar oleh para murid, beliau mengatakan, “Baru pertama kali ini saya mendapatkan pertanyaan tentang hal ini”. Perkataan beliau ini sangat jauh berbeda dengan orang yang sok tahu segalanya. Sedangkan beliau adalah ulama sejati yang merasa takut kepada Allah.
Sangat sering Syeikh Ibnu Baz mengatakan, “Masalah ini perlu dikaji ulang” lantas beliau berkata kepada salah seorang murid yang mengikuti kajian, “Wahai fulan tolong kaji masalah ini dan untukmu doa kebaikan dari kami”. Sang muridpun menyanggupinya kemudian murid tersebut pada kesempatan yang lain datang membawa makalah hasil pengkajian masalah tersebut. Setelah dia bacakan di hadapan Syeikh Ibnu Baz, beliau menyampaikan beberapa komentar.
Suatu waktu ada orang yang datang dan meminta fatwa saat Syeikh Ibnu Baz memberikan pengajian. Adalah kebiasaan beliau memberi fatwa di tengah pengajian meski masalah yang ditanyakan tidak terkait dengan topik pengajian. “Mereka adalah orang-orang yang memiliki hajat”, demikian komentar beliau.
Ternyata jawaban beliau untuk pertanyaan yang diajukan pada saat itu, “Saya tidak tahu. Saya tidak tahu”. “Engkau tidak tahu??!!”, komentar orang tersebut. Syeikh Ibnu Baz berkata, “Umumkan ke seluruh penjuru dunia bahwa Ibnu Baz tidak tahu”.

diunduh oleh www.ferrymath.blogspot.com dari www.ustadzaris.com tanggal 28 nov 2009 Read More...... Read More..

[kiamat 2012] KIAMAT YANG BEGITU DEKAT, MENGAPA HARUS DIRAMAL?

by Sutikno bin Tumingan

Orang ramai bicara tentang kiamat, saat kehancuran bumi yang kemudian diikuti dengan dibangkitkannya manusia kembali. Kini semakin ramai diperbincangkan kembali. Bukan masalah ada atau tidaknya kiamat, karena hampir semua orang percaya adanya kiamat. Yang sedang hangat didiskusikan adalah kapan kiamat itu tiba.

Alam dunia adalah salah satu fase kehidupan yang dilalui oleh manusia, suatu saat nanti dunia ini akan berakhir dan manusia berpindah kepada fase kehidupan berikutnya yaitu alam akhirat. Akhir kehidupan dunia inilah yang disebut kiamat.

Sesungguhnya setiap makhluk hidup —apakah itu manusia, hewan, atau tumbuh-tumbuhan— memiliki tanda-tanda dari akhir kesudahan hidupnya di dunia. Tanda-tanda dekatnya kematian manusia adalah rambut beruban, tua, sakit, atau lemah. Begitu juga halnya dengan hewan, hampir sama dengan manusia. Sementara tumbuhan warna menguning, kering, jatuh, lalu hancur. Demikian juga alam semesta, memiliki tanda-tanda akhir masanya seperti kehancuran dan kerusakan.

Kiamat disebut juga dengan Sa’ah. Sa’ah asalnya adalah sebagian malam atau siang. Dikatakan juga bahwa sa’ah segala sesuatu berarti waktunya hilang dan habis. Dari makna ini, sa’ah atau kiamat mengandung dua macam, yaitu:

Sa’ah khusus bagi setiap makhluk, seperti tanaman, binatang dan manusia ketika mati; dan bagi sebuah umat jika datang ajalnya. Itu semua dikatakan telah datang saatnya.

Sa’ah umum bagi dunia secara keseluruhan ketika ditiup sangkakala, maka hancurlah segala yang di langit dan di bumi.

Bagaimana dengan kiamat yang sebenarnya? Tentu saja lebih dahsyat, lebih besar, dan lebih mengerikan. Al-Quran banyak menyebutkan tentang kejadian di hari kiamat. Tanpa keraguan sedikit pun, kaum muslimin meyakini bahwa kiamat memang akan tiba. Kepastian terjadinya ditetapkan oleh dalil-dalil al-Quran dalam jumlah yang banyak.

Di antara dalil-dalil tersebut adalah:

“Dan sesungguhnya Sa’ah (Hari Kiamat) Itu pastilah datang, tak ada keraguan padanya; dan bahwasanya Allah membangkitkan semua orang di dalam kubur.” (Al-Hajj: 7).

“Sesungguhnya Hari Kiamat pasti akan datang, tidak ada keraguan tentangnya, akan tetapi kebanyakan manusia tiada beriman.” (Ghafir: 59).

KEDATANGANNYA DIDAHULUI DENGAN TANDA

Terjadinya kiamat adalah hal yang ghaib. Hanya Allah yang tahu. Tidak satu pun makhluk-Nya mengetahui kapan kiamat, baik para nabi maupun malaikat.

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,

“Sesungguhnya Allah, hanya pada sisi-Nya sajalah pengetahuan tentang Hari Kiamat.” (Luqman:34)

Karena itulah, ketika ditanya tentang hal ini, Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam mengembalikannya kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala,

“Kepada-Nya lah dikembalikan pengetahuan tentang hari kiamat.” (Fushilat:47)

Allah merahasiakan terjadinya hari kiamat, dan menerangkan bahwa kiamat akan datang secara tiba-tiba.

“Mereka menanyakan kepadamu tentang kiamat: ‘Bilakah terjadinya?’ Katakanlah: ‘Sesungguhnya pengetahuan tentang kiamat itu adalah pada sisi Tuhanku; tidak seorang pun yang dapat menjelaskan waktu kedatangannya selain Dia. Kiamat itu amat berat (huru-haranya bagi makhluk) yang di langit dan di bumi. Kiamat itu tidak akan datang kepadamu melainkan dengan tiba-tiba.’ Mereka bertanya kepadamu seakan-akan kamu benar-benar mengetahuinya. Katakanlah: ‘Sesungguhnya pengetahuan tentang hari kiamat itu adalah di sisi Allah, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui’” (Al-A’raf: 187)

Ibnu Katsir berkata, “Firman Allah, ‘Katakanlah: ‘Sesungguhnya pengetahuan tentang kiamat itu adalah pada sisi Tuhanku; tidak seorangpun yang dapat menjelaskan waktu kedatangannya selain Dia’ adalah perintah Allah Subhanahu wa Ta’ala kepada nabi-Nya Shallallahu Alaihi wa Sallam, apabila beliau ditanya tentang waktu terjadinya kiamat, hendaklah mengembalikan pengetahuan tentang itu kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Sesungguhnya Dialah yang menjelaskan waktu kedatangannya atau mengetahui kejelasan
perkara itu dan kapan kepastian waktunya.’ (Tafsir Ibnu Katsir juz III hal. 518)

Meskipun tidak diketahui, kiamat sebenarnya sudah dekat waktu kedatangannya. Allah nyatakan di dalam al-Quran,

“Manusia bertanya kepadamu tentang Hari Berbangkit. Katakanlah, ‘Sesungguhnya pengetahuan tentang Hari Berbangkit itu hanya di sisi Allah.’ Dan tahukah kamu (hai Muhammad), boleh jadi Hari Berbangkit itu sudah dekat waktunya.” (Al-Ahzab:63)

“Telah dekat datangnya sa’ah itu dan telah terbelah bulan.” (Al-Qamar: 1).

Nabi Shallalahu Alaihi wa Sallam, di antaranya, pernah bersabda menyatakan betapa dekatnya waktu datangnya hari kiamat,

“Aku diutus, sedangkan aku dan Hari Kiamat adalah seperti ini,’ beliau menyandingkan antara jari tengah dan jari telunjuk.” (Syu’abul Iman juz VII hal 259/260 no. 10235, menurut penulisnya hadits ini dikeluarkan oleh Bukhari dari hadits Abu Hushain).

Dalam Shahih al-Bukhari dan Muslim ketika Jibril datang kepada Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam bertanya tentang kapan Kiamat, Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam menjawab,

“Yang ditanya tentang Hari Kiamat tidak lebih mengetahui dari yang bertanya.” (Shahih al-Bukhari no. 48 dan Muslim no. 9)

Namun demikian, sesungguhnya Allah dengan rahmat-Nya telah menjadikan kiamat memiliki alamat yang menunjukkan ke arah itu dan tanda-tanda yang mengantarkannya.

“Maka tidaklah yang mereka tunggu-tunggu melainkan hari kiamat (yaitu) kedatangannya kepada mereka dengan tiba-tiba, karena sesungguhnya telah datang tanda-tanda-nya. Maka apakah faedahnya bagi mereka kesadaran mereka itu apabila hari kiamat sudah datang?” (Muhammad: 18)

“Yang mereka nanti-nanti tidak lain hanyalah kedatangan malaikat kepada mereka (untuk mencabut nyawa mereka), atau kedatangan Tuhanmu atau kedatangan sebagian tanda-tanda Tuhanmu. Pada hari datangnya sebagian tanda-tanda Tuhanmu tidaklah bermanfaat lagi iman seseorang bagi dirinya sendiri yang belum beriman sebelum itu, atau dia (belum) mengusahakan kebaikan dalam masa imannya. Katakanlah: ‘Tunggulah olehmu sesungguhnya kami pun menunggu (pula) (Al-An’am: 158)

Tanda-tanda kiamat adalah alamat kiamat yang menunjukkan akan terjadinya kiamat tersebut. Tanda-tanda kiamat ada dua: tanda-tanda kiamat besar dan tanda-tanda kiamat kecil.

Tanda kiamat kecil adalah tanda yang datang sebelum kiamat dengan waktu yang relatif lama, dan kejadiannya biasa, seperti dicabutnya ilmu, dominannya kebodohan, minum khamr, berlomba-lomba dalam membangun, dan lain-lain. Terkadang sebagiannya muncul menyertai tanda kiamat besar atau bahkan sesudahnya.

Tanda kiamat besar adalah perkara yang besar yang muncul mendekati kiamat yang kemunculannya tidak biasa terjadi, seperti muncul Dajjal, Nabi Isa, datangnya Ya’juj dan Ma’juj, terbit matahari dari Barat, dan lain-lain.

Para ulama berbeda pendapat tentang permulaan yang muncul dari tanda kiamat besar. Tetapi Ibnu Hajar berkata, “Yang kuat dari sejumlah berita tanda-tanda kiamat, bahwa keluarnya Dajjal adalah awal dari tanda-tanda kiamat besar, dengan terjadinya perubahan secara menyeluruh di muka bumi. Dan diakhiri dengan wafatnya Isa.”

Sedangkan terbitnya matahari dari barat adalah awal dari tanda-tanda kiamat besar yang mengakibatkan perubahan kondisi langit. Dan berakhir dengan terjadinya kiamat.” Ibnu Hajar melanjutkan, “Hikmah dari kejadian ini bahwa ketika terbit matahari dari barat, maka tertutuplah pintu taubat.” (Fathul Bari)

Jadi kalau kita perhatikan, sebagian tanda kiamat kecil di atas jelas sudah kita jumpai di zaman kita dewasa ini. Bahkan bila kita buka kitab para ulama yang menghimpun hadits-hadits mengenai tanda-tanda kecil Kiamat, lalu kita baca satu per satu hadits-hadits tersebut hampir pasti setiap satu hadits selesai kita baca kita akan segera bergumam di dalam hati: “Wah, yang ini sudah..!” Hal ini akan selalu terjadi setiap habis kita baca satu hadits. La haula wa la quwwata illabillah….

Jika tanda-tanda kecil Kiamat sudah hampir muncul seluruhnya berarti kondisi dunia dewasa ini berada di ambang menyambut kedatangan tanda-tanda besar Kiamat.

SIAPA BISA MERAMAL KIAMAT?

Banyak peramal meramaikan bursa dugaan datangnya kiamat. Isaac Newton dikabarkan meramalkan kiamat pada tahun 2060. Sebagian orang beranggapan, berdasarkan perhitungan kalander bangsa Maya. Kiamat, menurut anggapan mereka, terjadi pada tahun 2012, tepatnya 21 ‘Desember. Wow!

Bukan berarti anti kiamat, namun terlalu na’if membenarkan sebuah prediksi yang kesannya terlalu dipaksakan. Memang saat ini kita masuk kedalam zaman akhir, namun akhir zaman tetaplah sebuah misteri kepunyaan Allah. Tidak ada dalam satu agama manapun yang menyebutkan secara eksplisit kapan terjadinya kiamat dengan secara terbuka. Semua hanyalah bersifat tanda-tanda. Kiranya dengan begitu manusia menyadari bahwa setiap hari
bisa menjadi akhir untuk hidup mereka di dunia dan tidak ada seorangpun di dunia ini yang diberi sebuah wewenang untuk mengetahui kapan secara pasti hari kiamat akan terjadi. Yang terjadi saat ini adalah sebuah kesoktahuan manusia untuk berusaha memprediksi angka jadi kapan dunia ini akan berakhir.

Terkait dengan akhir penanggalan panjang suku Maya jelas itu hanya hitung-hitungan yang penuh dugaan. Tidak layak seorang muslim mempercayai ramalan semacam itu. Kalaulah benar tahun 5126 M yang bertepatan dengan tahun 2012 M adalah tahun berakhirnya penanggalan mereka yang diyakini pula dengan berakhirnya dunia maka bukanlah berarti bahwa dunia ini akan hancur (kiamat), dikarenakan menurut kosmologi suku Maya bahwa bumi diciptakan 5 kali dan dihancurkan 4 kali. Dengan demikian siklus kalender Maya boleh berakhir, namun siklus baru akan kembali berulang.

Bahkan sebagian ahli mengatakan,

‘Ramalan-ramalan itu benar-benar tidak ada dasarnya sama sekali, apalagi di kebudayaan Maya yang kita kenal,” kata Stephen Houston, profesor antropologi di Brown University, yang juga ahli tulisan hieroglif Maya. “Penggambaran bangsa Maya tidak pernah menyebut-nyebut hal ini.”katanya.

Bangsa Maya melihat bahwa tanggal tersebut adalah tanggal kalender mereka, tapi kemudian mengulang kalender mereka kembali tanpa adanya bencana sama sekali.

Sebagian meramal berdasar teori planet Nibiru, bantahan yang ada dari seorang ahli di NASA mengatakan “Kami saja sampai sekarang masih berdebat soal Pluto, tiba-tiba ada orang yang mengatakan adanya planet Nibiru. Dari mana ini? Lucu sekali, kami sampai sekarang belum bisa menemukan planet lain, sudah ada yang menemukan planet Nibiru pula,
tanpa ada konfirmasi dari mana berita itu muncul.”

Diriwayatkan dari Abdullah bin Umar bahwasanya Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda,

“Kunci-kunci ghaib itu lima, ‘Sesungguhnya hanya pada sisi-Nya sajalah pengetahuan tentang hari kiamat, dan Dia-lah yang menurunkan hujan, dan mengetahui apa yang ada didalam rahim. Dan tiada seorangpun yang dapat mengetahui (dengan pasti) apa yang akan diusahakannya besok, dan tiada yang seorangpun yang dapat mengetahui di bumi mana dia akan mati. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal” (Shahih al-Bukharino.4261)

Al-Qurthubi menyebutkan pendapat Ibnu Abbas yang mengatakan bahwa kelima kunci ghaib tersebut tidaklah ada yang mengetahuinya kecuali Allah Subhanahu wa Ta’ala. Hal itu juga tidak diketahui oleh para malaikat, para Nabi yang diutus. Karena itu barang siapa yang beranggapan bahwa dirinya mengetahui sesuatu tentang itu semua, maka orang itu telah mengingkari al-Quran dikarenakan ia telah menyalahinya. (Al-Jami’ Li Ahkamil Quran juz XIV hal. 400)

Allah lah yang mengetahui kebenaran hakikinya, bahkan terhadap berbagai penafsiran tentang alam semesta ini, perkembangan alam maupun kehidupan yang seluruhnya merupakan teori-teori, seperti halnya teori ledakan besar, teori ini dan itu. Sebagaimana sebuah teori, tentu akan ada pula sebagian ilmuwan lainnya yang melakukan penyanggahan terhadapnya dengan berbagai teori lainnya dan begitulah selanjutnya. Adapun hakikat kebenarannya di dalam permasalahan ini tidaklah ada yang mengetahuinya kecuali Allah Azza wa Jalla, sebagaimana disebutkan didalam Al-Quran.

Lantas mengapa sebagian kita percaya dengan ramalan tersebut bahkan merasa harus menguatkan dengan uthak-athik dalil?

========
disalin dari Majalah Fatawa, Vol. V / No.11 Dzulhijjah 1430-November 2009, hal. 8-11

diunduh oleh www.ferrymath.blogspot.com tanggal 28 Nov 2009 dari www.jilbab.or.id Read More...... Read More..

sunnah yang terlupakan

Sunnah (baca:hadits) itu termasuk wahyu. Allah berfirman,

وَمَا يَنْطِقُ عَنِ الْهَوَى (3) إِنْ هُوَ إِلَّا وَحْيٌ يُوحَى (4)

Yang artinya, “Dan Tiadalah yang diucapkannya itu (Al-Quran) menurut kemauan hawa nafsunya. Ucapannya itu tiada lain hanyalah wahyu yang diwahyukan (kepadanya)” (QS An-Najm:3-4).

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

أَلاَ إِنِّى أُوتِيتُ الْقُرْآنَ وَمِثْلَهُ مَعَهُ

“Ingatlah bahwa aku itu diberi al Qur’an dan yang semisalnya (baca:hadits) bersamanya” (HR Ahmad no 17213 dari al Miqdam bin Ma’di Yakriba, Syeikh Syuaib al Arnauth mengatakan, “Sanadnya shahih”).

Hasan bin ‘Athiyyah, seorang tabiin mengatakan, “Jibril itu turun untuk menemui Nabi dengan membawa sunnah sebagaimana dia turun dengan membawa al Qur’an”.

Allah juga menjamin untuk menjaga sunnah sebagaimana menjaga al Qur’an. Allah berfirman yang artinya, “Sesungguhnya kamilah yang menurunkan adz dzikr dan kamilah yang menjaganya” (QS al Hijr:9). Yang dimaksud dengan adz dzikr dalam ayat ini mencakup al Qur’an dan sunnah.

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

مَنْ سَنَّ فِى الإِسْلاَمِ سُنَّةً حَسَنَةً فَلَهُ أَجْرُهَا وَأَجْرُ مَنْ عَمِلَ بِهَا بَعْدَهُ مِنْ غَيْرِ أَنْ يَنْقُصَ مِنْ أُجُورِهِمْ شَىْءٌ

“Barang siapa yang merintis kebiasaan yang baik dalam Islam maka untuknya pahalanya dan pahala orang yang melakukannya setelahnya tanpa mengurangi pahala mereka sedikitpun” (HR Muslim no 2398 dari Jarir bin Abdillah).

Hadits ini berkenaan dengan menghidupkan sunnah dan mendorong manusia untuk melakukannya. Ini semua mengharuskan kita untuk berusaha sungguh-sungguh untuk turut melestarikan sunnah dan membersihkannya dari noda bid’ah.

Ibnu Abbas mengatakan, “Tidaklah tiba suatu tahun melainkan banyak orang yang mengada-ada suatu bid’ah dan mematikan suatu sunnah sehingga bid’ah hidup sedangkan sunnah mati”.

Berikut ini adalah beberapa sunnah/ajaran Nabi yang sudah banyak dilupakan.

1. Bersiwak (gosok gigi) sebelum berwudhu

Seorang muslim dianjurkan untuk bersiwak sebelum berwudhu. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

لَوْلاَ أَنْ أَشُقَّ عَلَى أُمَّتِى لأَمَرْتُهُمْ بِالسِّوَاكِ مَعَ كُلِّ وُضُوءٍ

“Seandainya tidak memberatkan umatku niscaya kuwajibkan mereka untuk bersiwak setiap kali hendak berwudhu” (HR Ahmad no9930, menurut Syeikh Su’aib al Arnauth sanadnya shahih menurut kriteria Bukhari dan Muslim).

2. Selalu dalam kondisi berwudhu dan shalat sunah dua rakaat setelah berwudhu

عن عبد الله بن بريدة : عن أبيه أن رسول الله صلى الله عليه و سلم سمع خشخشة أمامه فقال : ( من هذا ) ؟ قالوا : بلال فأخبره وقال : ( بما سبقتني الى الجنة ) ؟ فقال : يارسول الله ما أحدثت إلا توضأت ولا توضأت إلا رأيت أن لله علي ركعتين أصليهما قال صلى الله عليه و سلم : ( بها )

Dari Abdullah bin Buraidah, dari ayahnya, sesungguhnya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mendengar suara di depannya (di dalam surga, pent), lalu bertanya, ‘Siapa ini?’. Para malaikat mengatakan, ‘Bilal’. Hal ini lantas diceritakan oleh Nabi kepada Bilal seraya bertanya, “Dengan sebab apa engkau bisa mendahuluiku ke surga?”. Bilal berkata, “Wahai rasulullah, tidaklah aku berhadats melainkan aku berwudhu dan tidaklah aku berwudhu melainkan aku shalat sebanyak dua rakaat. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Memang karena itu” (HR Ibnu Hibban no 7087, Syeikh Syu’aib al Arnauth mengatakan, ‘Sanadnya shahih sesuai dengan kriteria Muslim’).

3. Menjilati ujung jari setelah selesai makan

4. Makan dengan menggunakan tiga jari

5. Memakan makanan yang jatuh setelah kotoran yang melekat dibuang

Dalam Shahih Muslim terdapat bab yang berjudul, “Anjuran menjilati jari dan piring (setelah selesai makan, pent) serta memakan suapan yang jatuh setelah kotoran yang melekat dibersihkan dan dimakruhkan membersihkan tangan sebelum dijilati”.

عَنْ جَابِرٍ أَنَّ النَّبِىَّ -صلى الله عليه وسلم- أَمَرَ بِلَعْقِ الأَصَابِعِ وَالصَّحْفَةِ وَقَالَ « إِنَّكُمْ لاَ تَدْرُونَ فِى أَيِّهِ الْبَرَكَةُ ».

Dari Jabir, sesungguhnya Nabi memerintahkan untuk menjilati jari jemari dan piring makan. Nabi bersabda, “Kalian tidak mengetahui di bagian makanan yang mengandung barokah” (HR Muslim no 5420).

عَنْ جَابِرٍ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- « إِذَا وَقَعَتْ لُقْمَةُ أَحَدِكُمْ فَلْيَأْخُذْهَا فَلْيُمِطْ مَا كَانَ بِهَا مِنْ أَذًى وَلْيَأْكُلْهَا وَلاَ يَدَعْهَا لِلشَّيْطَانِ وَلاَ يَمْسَحْ يَدَهُ بِالْمِنْدِيلِ حَتَّى يَلْعَقَ أَصَابِعَهُ فَإِنَّهُ لاَ يَدْرِى فِى أَىِّ طَعَامِهِ الْبَرَكَةُ ».

Dari Jabir, Rasulullah bersabda, “Jika ada suapan makanan yang jatuh maka hendaknya diambil, kotoran yang melekat dibuang lalu dimakan. Jangan biarkan suapan makanan tersebut untuk setan. Janganlah kalian bersihkan tangan kalian sesudah makan dengan sapu tangan hingga kalian jilati terlebih dahulu jari jemari kalian karena kalian tidak tahu secara pasti letak dari barokah makanan” (HR Muslim no 5421).

Berdasarkan dua hadits ini jelaslah bahwa menjilati jari atau piring bukan hanya perbuatan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bahkan perintah Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam sebagaimana dalam dua hadits di atas.

عَنِ ابْنِ كَعْبِ بْنِ مَالِكٍ عَنْ أَبِيهِ قَالَ كَانَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- يَأْكُلُ بِثَلاَثِ أَصَابِعَ وَيَلْعَقُ يَدَهُ قَبْلَ أَنْ يَمْسَحَهَا.

Dari Ka’ab bin Malik, adalah menjadi kebiasaan rasulullah makan dengan menggunakan tiga jari dan menjilati tangan sebelum diusap (dengan sapu tangan, pent) (HR Muslim no 5417).
Anjuran untuk makan dengan tiga jari itu berlaku untuk makanan yang memungkinkan mennggunakan tiga jari semisal korma, roti dll. Adapun makanan yang tidak memungkinkan semisal bubur atau yang lainnya maka tidak berlaku anjuran untuk makan dengan tiga jari.

6. Duduk di tempat shalat setelah shalat shubuh hingga matahari terbit

عَنْ جَابِرِ بْنِ سَمُرَةَ أَنَّ النَّبِىَّ -صلى الله عليه وسلم- كَانَ إِذَا صَلَّى الْفَجْرَ جَلَسَ فِى مُصَلاَّهُ حَتَّى تَطْلُعَ الشَّمْسُ حَسَنًا.

Dari Jabir bin Samurah, sesungguhnya di antara kebiasaan Nabi adalah duduk di tempat shalatnya setelah shalat shubuh sampai matahari agak meninggi (HR Muslim no 1558).

عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- « مَنْ صَلَّى الْغَدَاةَ فِى جَمَاعَةٍ ثُمَّ قَعَدَ يَذْكُرُ اللَّهَ حَتَّى تَطْلُعَ الشَّمْسُ ثُمَّ صَلَّى رَكْعَتَيْنِ كَانَتْ لَهُ كَأَجْرِ حَجَّةٍ وَعُمْرَةٍ تَامَّةٍ تَامَّةٍ تَامَّةٍ ».

Dari Anas bin Malik, Rasulullah bersabda, “Siapa yang shalat shubuh berjamaah kemudian dudukmengingat Allah hingga matahari terbit kemudian shalat sebanyak dua rakaat, maka untuknya pahala sebagaimana pahala haji dan umrah yang sempurna, sempurna dan sempurna” (HR Tirmidzi no 586, menurut al Albani, ‘sanadnya hasan’).

Syeikh Abdul Aziz bin Baz berkata, “Seorang perempuan yang shalat shubuh di rumah lalu duduk di tempat shalatnya untuk mengingat Allah atau membaca alQur’an sampai matahari meninggi kemudian shalat dua rakaat. Perempuan tadi akan mendapatkan pahala yang dijanjikan”.

diunduh dari www.ustadzaris.com tanggal 28.11.2009 oleh www.ferrymath.com Read More...... Read More..

Sebaliknya … Siksa Neraka Begitu Dahsyat

Saudaraku … kebalikan dari berbagai kenikmatan di SURGA, sebagian makhluk malah menuju neraka yang teramat panas. Dan Allah subhanahu wa ta’ala telah memperingatkan kepada kita tentang neraka dalam kitab-Nya dan melalui lisan Rasul-Nya. Allah telah menggambarkan kepada kita tentang berbagai bentuk siksaan yang terdapat di dalamnya dengan penggambaran yang mampu membuat hati dan jantung ini serasa terbelah-belah. Maka perhatikanlah baik-baik terhadap apa yang datang dalam Al Qur’an dan As Sunnah tentang berbagai bentuk adzab (siksaan) di dalamnya.

Di antara siksaan-siksaan bagi penduduk neraka adalah :

[1]. Kulit mereka diganti dengan yang baru, sebagaimana Allah berfirman yang artinya, “Setiap kali kulit mereka hangus, Kami ganti kulit mereka dengan kulit yang lain, supaya mereka merasakan adzab.” (An Nisa’ : 56).

[2]. Bara apinya membakar sampai ke hati, sebagaimana Allah berfirman yang artinya, “(Yaitu) api (yang disediakan) Alloh yang dinyalakan, yang (membakar) sampai ke hati.” (Al Humazah : 6-7).

[3]. Mereka diseret ke neraka di atas wajah mereka, sebagaimana dalam firman-Nya yang artinya, “(Ingatlah) pada hari mereka diseret ke neraka atas muka mereka.” (Al Qomar : 48).

[4]. Minuman mereka seperti besi yang mendidih, sebagaimana Allah berfirman yang artinya, “Dan jika mereka meminta minum, niscaya mereka akan diberi minum dengan air seperti besi yang mendidih yang menghanguskan muka. Itulah minuman yang paling buruk dan tempat istirahat yang paling jelek.” (Al Kahfi : 29).

[5]. Tubuh mereka membesar, sebagaimana sabda beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam yang artinya, “Gigi taring orang kafir besarnya seperti gunung uhud dan tebal kulit mereka seukuran tiga perjalanan.” (Shohihul Jaami’)

Begitu syadiid (keras) siksaan ini, lalu siksaan apa yang paling ringan bagi penghuni neraka? Rasulullah shollallohu ‘alaihi wa sallam bersabda yang artinya,

“Sesungguhnya penduduk neraka yang paling ringan siksanya ialah orang yang mengenakan dua sandal dari neraka lalu mendidih otaknya karena sangat mencekam panas dua sandalnya.” (HR. Muslim).

Wahai saudaraku … tidakkah kalian takut dengan siksa yang pedih dan dahsyat ini ??!

Sebab-Sebab Masuk Neraka

Perlu diketahui bahwa terdapat dua jenis sebab yang menyebabkan seseorang masuk neraka -semoga Alloh menyelamatkan kita darinya-.

Jenis pertama adalah sebab-sebab yang menyebabkan pelakunya tidak lagi beriman, menjadikannya kafir, sekaligus membuatnya kekal di neraka.
Di antara sebab-sebab jenis pertama ini adalah :

Pertama, melakukan syirik akbar (besar), seperti bernadzar dan menyembelih kepada selain Allah.

Kedua, kufur kepada Allah, malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, Rasul-Nya, hari akhir, serta qodho dan qodhar dengan cara mendustakan, menentang, ataupun meragukannya.

Ketiga, mengingkari kewajiban salah satu rukun Islam yang lima.

Keempat, mengolok-olok dan mencaci Allah, agama-Nya, atau Rasul-Nya.

Kelima, berhukum dengan selain hukum Allah dengan keyakinan hukum tersebut lebih benar dan lebih bermanfaat, atau setara dengan hukum Allah, atau meyakini bolehnya hal tersebut.

Keenam, kemunafikan yaitu menyembunyikan kekafiran dalam hatinya, akan tetapi dia menampakkan diri seolah-olah seorang muslim.

Jenis kedua adalah sebab yang menyebabkan pelakunya berhak masuk neraka, namun tidak kekal di dalamnya.
Di antaranya ialah : durhaka pada kedua orang tua, memutuskan silaturahmi, memakan riba, memakan harta anak yatim, bersaksi palsu, dan sumpah palsu.

Ya Allah, selamatkanlah kami dari neraka, lindungilah kami dari negeri yang penuh kehinaan dan kerusakan, dan tempatkanlah kami di negeri
orang yang berbakti dan bertakwa.

***
Al Faqir Ilallah: Muhammad Abduh Tuasikal
12 Rajab 1430 H

diunduh oleh www.ferrymath.blogspot.com dari www.iccirut.wordpress.com tanggal 28 Nov 2009 Read More...... Read More..

Tips untuk Menghafal Al-Qur’an

Dari Abdillah bin Amr bin ‘Ash dari Nabi SAW, beliau bersabda, “Akan dikatakan kepada shahib Al Qur’an, “Bacalah dan naiklah serta tartilkan sebagaimana engkau dulu mentartilkan Al Qur’an di dunia, sesungguhnya kedudukanmu di akhir ayat yang kau baca.” (HR. Abu Daud dan Turmudzi). Hadits ini menunjukkan keutamaan bagi mereka penghafal Al-Qur’an.

Berikut ini tips untuk menghafal Al-Qur’an, beberapa diantaranya disampaikan oleh Syekh Osama Abdul-Azeem dari Universitas Al-Azhar Kairo, Mesir.

* Yang Pertama, pastikan anda sudah benar-benar bertobat sebab Allah tidak akan memberikan kelapangan bagi mereka yang berdosa. Imam Syafii pernah mengungkapkan kepada gurunya akan kesulitan dia dalam menghafal lalu gurunya meminta dia untuk meninggalkan perbuatan dosa.

* Camkan dalam pikiran tentang betapa mulianya penghafal Al-Qur’an itu seperti disebutkan dalam hadits diatas sehingga anda memiliki semangat untuk terus menghafal Al-Qur’an. Mintalah kepada Allah untuk membimbing anda dalam menghafal Al-Qur’an.

* Luangkan waktu khusus per hari atau beberapa hari untuk menghafal Al-Qur’an. Waktu yang memang ketika anda sedang tidak sibuk dengan urusan lainnya.

* Gunakan kopi Al-Qur’an yang sama tiap kali hendak menghafal. Hal ini dikarenakan otak kita menangkap ‘snapshot’ dari halaman-halaman.

* Mulailah dari surat yang anda anggap termudah bagi anda. Banyak yang menganjurkan untuk memulai menghafal dari lima juz terakhir (juz 30 lalu juz 29 dan seterusnya).

* Awali dari surat yang anda benar-benar suka untuk menghafalnya, lalu diikuti oleh surat yang anda sering dengar dan diikuti dengan surat-surat yang anda kenali dari hati anda.

* Semakin muda usia anda maka akan semakin mudah menghafal Al-Qur’an. Semakin tua usia anda maka anda akan semakin sibuk dan kapasitas memori otak anda semakin berkurang.
Namun tidak pernah ada kata terlambat, InsyaAllah. Jika kapasitas memori anda ketika masih kecil atau remaja tidak begitu banyak dipakai maka anda mungkin dapat dengan cepat menghafal Al-Quran.

* Setelah menyelesaikan beberapa ayat, baca ayat-ayat tersebut dalam shalat anda. Cara lainnya yaitu anda bisa dengan berlatih bersama teman atau pasangan anda.

Yang terakhir mungkin akan menjadi ide yang bagus jika anda membentuk suatu kelompok sehingga bisa saling mendukung dan menyemangati. Jika anda memiliki anak-anak dan menginginkan anak anda cepat dalam menghafal Al-Qur’an buatlah semacam kompetisi diantara mereka dan berikan balasan kepada mereka yang menghafalnya terbaik. Semoga Allah membimbing kita untuk selalu berada di jalan-Nya, Amin. Read More...... Read More..

Jumat, 20 November 2009

Mutiara Kata

"...pabila cinta memanggilmu... ikutilah dia walau jalannya berliku-liku... Dan, pabila sayapnya merangkummu... pasrahlah serta menyerah, walau pedang tersembunyi di sela sayap itu melukaimu..." (Kahlil Gibran)

"...kuhancurkan tulang-tulangku, tetapi aku tidak membuangnya sampai aku mendengar suara cinta memanggilku dan melihat jiwaku siap untuk berpetualang" (Kahlil Gibran)

"Tubuh mempunyai keinginan yang tidak kita ketahui. Mereka dipisahkan karena alasan duniawi dan dipisahkan di ujung bumi. Namun jiwa tetap ada di tangan cinta... terus hidup... sampai kematian datang dan menyeret mereka kepada Tuhan..." (Kahlil Gibran)

"Jangan menangis, Kekasihku... Janganlah menangis dan berbahagialah, karena kita diikat bersama dalam cinta. Hanya dengan cinta yang indah... kita dapat bertahan terhadap derita kemiskinan, pahitnya kesedihan, dan duka perpisahan" (Kahlil Gibran)

"Aku ingin mencintaimu dengan sederhana... seperti kata yang tak sempat diucapkan kayu kepada api yang menjadikannya abu... Aku ingin mencintaimu dengan sederhana... seperti isyarat yang tak sempat dikirimkan awan kepada hujan yang menjadikannya tiada..." (Kahlil Gibran)

"Jika cinta tidak dapat mengembalikan engkau kepadaku dalam kehidupan ini... pastilah cinta akan menyatukan kita dalam kehidupan yang akan datang" (Kahlil Gibran)

"Apa yang telah kucintai laksana seorang anak kini tak henti-hentinya aku mencintai... Dan, apa yang kucintai kini... akan kucintai sampai akhir hidupku, karena cinta ialah semua yang dapat kucapai... dan tak ada yang akan mencabut diriku dari padanya" (Kahlil Gibran)

"Kemarin aku sendirian di dunia ini, kekasih; dan kesendirianku... sebengis kematian... Kemarin diriku adalah sepatah kata yang tak bersuara..., di dalam pikiran malam. Hari ini... aku menjelma menjadi sebuah nyanyian menyenangkan di atas lidah hari. Dan, ini berlangsung dalam semenit dari sang waktu yang melahirkan sekilasan pandang, sepatah kata, sebuah desakan dan... sekecup ciuman" (Kahlil Gibran) Read More...... Read More..

Kamis, 19 November 2009

Apotik Hidup

Kegunaan Daun Kelor Read More...... Read More..
tiagarajan
Belajar Aljabar Abstrak Read More...... Read More..